Sabtu, 14 Juli 2012

IDENTITAS DIRI



NAMA       ROHMAT
NIM           8933161384
PRODI       D3 KEPERAWATAN

kebutuhan oksigenasi



KEBUTUHAN OKSIGENASI


Oksigen  adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses  metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel – sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernafas. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler dan hematology.

Perawat seringkali menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya.

FISIOLOGI PERNAFASAN

Sebagian besar sel di dalam tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan oksigen dan pembuangan karbondioksida. Pertukaran gas pernafasan terjadi antara udara di lingkungan  dan darah. Terdapat tiga langkah dalam proses oksigenasi yakni : ventilasi, perfusi dan difusi. Supaya pertukaran gas dapat terjadi maka organ, saraf dan system pernafasan harus utuh dan system saraf pusat mampu mengatur siklus pernafasan.

Pernafasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi dan pertukaran gas pernafasan.

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru – paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thorak yang elastis dan persarafan utuh.

Fungsi utama sirkulasi paru adalah mengalirkan darah ke dan dari membrane kapiler alveoli sehingga dapat berlangsung pertukaran gas.

Gas pernafasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru-paru ke darah dan karbondioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk sampah. Transfer ini bergantung pada proses difusi.

Pernafasan dikendalikan oleh pengaturan saraf dan kimiawi. Pengaturan saraf  melibatkan system saraf pusat, pengontrolan frekwensi, kedalaman,    dan irama pernafasan. Pengaturan kimiawi melibatkan  kerja  zat – zat kimia seperti ion karbondioksida dan ion hydrogen.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENASI

Faktor Fisiologis
  1. Penurunan kapasitas pembawa oksigen
  2. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
  3. Hipovolemia
  4. Peningkatan laju metabolisme
  5. Kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada

Faktor perkembangan
  1. Bayi premature
  2. Bayi dan toddler
  3. Anak usia sekolah dan remaja
  4. Dewasa muda dan pertengahan
  5. Lansia





Faktor perilaku
  1. Nutrisi
  2. Latihan fisik
  3. Merokok
  4. Penyalahgunaan substansi

Faktor lingkungan
  1. Tempat tinggal
  2. Tempat kerja

Perubahan – perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi :
  1. Gangguan konduksi
  2. Perubahan cardiac output
  3. Kerusakan fungsi katup
  4. Myocardial infark

PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
  1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru, agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecamasan, infeksi/sepsis, keracunan obat-obatan, ketidakseimbangan  asam basa. Tanda dan gejalanya adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus

b.  Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Bisa  terjadi pada kadaan ataletaksis. Tanda dan gejalanya meliputi nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan elektrolit, kejang, kardiak arrest

c. Hipoksia
   Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya  penggunaan oksigen pada tingkat seluler.
Hipoksis dapat disebabkan oleh :
Ø  Menurunnya hemoglobin
Ø  Berkurangnya konsentrasi oksigen jika berada di puncak gunung
Ø  Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida
Ø  Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pneumoni
Ø  Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok
Ø  Kerusakan / gangguan ventilasi
Tanda – tandanya antara lain kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas.


PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. Riwayat  keperawatan

Masalah pernafasan yang pernah dialami :
Ø  Perubahan pola nafas
Ø  Batuk dengan sputum
Ø  Nyeri dada
Ø  Aktivitas yang mengakibatkan keluhan
Ø  Keletihan






Riwayat penyakit pernafasan :
Ø  Apakah sering ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
Ø  Frekwensi setiap kejadian

Riwayat kardiovaskuler
Ø  Mengalami penyakit jantung / peredaran darah

Gaya Hidup
Ø  Merokok
Ø  Keluarga perokok
Ø  Lingkungan perokok

Faktor resiko
Ø  Penyakit infeksius dalam keluarga
Ø  Penyakit kardiovaskuler

Obat – obatan
Ø  Obat yang diresepkan
Ø  Obat yang dibeli bebas

PEMERIKSAAN FISIK

1. Mata
Ø  Konjunctiva anemis
Ø  Sianosis

2. Kulit
Ø  Sianosis perifer
Ø  Penurunan turgor
Ø  Edema

3. Jari  dan kuku
Ø  Sianosis

4. Mulut dan bibir
Ø  Bernafas dengan mengerutkan mulut
Ø  Membrane mukosa

5. Hidung
Ø  Pernafasan cuping hidung

6. Dada
Ø  Penggunaan otot  Bantu pernafasan
Ø  Pergerakan dada tidak simetris
Ø  Vocal vremitus
Ø  Suara nafas 
Ø  Perkusi

7. Pola pernafasan
Ø  Eupnea
Ø  Bradypnea
Ø  Takipnea


PEMERIKSAAN PENU NJANG

Untuk mengetahui keadekuatan system konduksi jantung
Ø  EKG
Ø  Exercise strees



Untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah
Ø  Echocardiografi
Ø  Angiografi

Untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi
Ø  Spirometri
Ø  Oksimeri
Ø  Pemeriksaan darah lengkap

Melihat struktur system pernafasan
Ø  X ray  thorak
Ø  Bronkoskopy
Ø  CT scan

Menentukan sel abnormal / infeksi saluran pernafasan
Ø  Kultur
Ø  Sitologi
Ø  BTA

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
Intervensi :
Ø  Monitor jumlah, bunyi nafas
Ø  Pertahankan intake cairan
Ø  Sediakan alat suction
Ø  Terapi inhalasi dan latihan pernafasan dalam dan batuk efektif
Ø  Monitor AGD
Ø  Mobilisasi setiap 2 jam
Ø  Berikan penkes  ( merokok, alcohol, menghindari allergen

2. Tidak efektifnya pola nafas
Intervensi :
Ø  Berikan oksigen sesuai program
Ø  Monitor RR, batuk, bunyi paru, warna kulit, TTV, AGD
Ø  Laksanakan program pengobatan
Ø  Berikan posisi semi fowler
Ø  Berikan pendidikan  kesehatan
Ø  Bantu  dalam terapi sesuai program

3. Menurunnya perfusi jaringan tubuh
Intervensi :
Ø  Monitor denyut jantung, irama
Ø  Monitor TTV, bunyi jantung, edema
Ø  Kolaborasi  dengan dokter untuk pemeriksaan AGD, elektrolit darah
Ø  Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Ø  Batasi pengunjung

4. Gangguan pertukaran gas
Intervensi :
Ø  Monitor/ kaji, catat TTV, nyeri, kesulitan bernafas, pemeriksaan lab
Ø  Jaga alat  emergensi dan pengobatan
Ø  Suction sesuai indikasi
Ø  Berikan terapi inhalasi
Ø  Berikan posisi fowler / semi fowler








kelainn kongenital



DEFINISI
Kelainan Bawaan (Kelainan Kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan.

Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat.
Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan. 
PENYEBAB
Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki orang tua yang jelas-jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun faktor resiko. Seorang wanita hamil yang telah mengikuti semua nasihat dokternya agar kelak melahirkan bayi yang sehat, mungkin saja nanti melahirkan bayi yang memilii kelainan bawaan.
60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui; sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan atau genetik atau kombinasi dari keduanya.

Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat:
- hilangnya bagian tubuh tertentu
- kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu
- kelainan bawaan pada kimia tubuh.
Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan adalah kelainan jantung, diikuti olehspina bifida dan hipospadia.

Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim. Kelainan ini berbahaya bahkan bisa berakibat fatal, tetapi biasanya tidak menimbulkan gangguan yang nyata pada anak.
Contoh dari kelainan metabolisme adalah penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat) dan fenilketonuria.

Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah:
  Pemakaian alkohol oleh ibu hamil
Pemakaian alkohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alkohol pada janin dan obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebakan kelainan bawaan.
  Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki faktor Rh yang berbeda.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1.     Teratogenik
Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan.
Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen.
Secara umum, seorang wanita hamil sebaiknya:
- mengkonsultasikan dengan dokternya setiap obat yang dia minum
- berhenti merokok
- tidak mengkonsumsi alkohol
- tidak menjalani pemeriksaan rontgen kecuali jika sangat mendesak.

Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah kelainan bawaan:
- Sindroma rubella kongenital ditandai dengan gangguan penglihatan atau pendengaran, kelainan jantung, keterbelakangan mental dan cerebral palsy
- Infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil bisa menyebabkan infeksi mata yang bisa berakibat fatal, gangguan pendengaran, ketidakmampuan belajar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental dan cerebral palsy
- Infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, jika ditularkan kepada bayinya sebelum atau selama proses persalinan berlangsung, bisa menyebabkan kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan penglihatan atau pendengaran serta kematian bayi
- Penyakit ke-5 bisa menyebabkan sejenis anemia yang berbahaya, gagal jantung dan kematian janin
- Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar air dan bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih kecil dari normal, kebutaan, kejang dan keterbelakangan mental. 
2.     Gizi
Menjaga kesehatan janin tidak hanya dilakukan dengan menghindari teratogen, tetapi juga dengan mengkonsumsi gizi yang baik.
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraflainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari. 
3.     Faktor fisik pada rahim
Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera.
Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau menunjukkan adanya kelainan bawaan.
Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih.
Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya anensefalus atau atresia esofagus).
4.     Faktor genetik dan kromosom
Genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua.
Gen adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan.
Pola pewarisan kelainan genetik:
1.     Autosom dominan
Jika suatu kelainan atau penyakit timbul meskipun hanya terdapat 1 gen yang cacat dari salah satu orang tuanya, maka keadaannya disebut autosom dominan.
Contohnya adalah akondroplasia dan sindroma Marfan.
2.     Autosom resesif
Jika untuk terjadinya suatu kelainan bawaan diperlukan 2 gen yang masing-masing berasal dari kedua orang tua, maka keadaannya disebut autosom resesif.
Contohnya adalah penyakit Tay-Sachs atau kistik fibrosis.
3.     X-linked
Jika seorang anak laki-laki mendapatkan kelainan dari gen yang berasal dari ibunya, maka keadaannya disebut X-linked, karena gen tersebut dibawa oleh kromosom X.
Laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X yang diterima dari ibunya (perempuan memiliki 2 kromosom X, 1 berasal dari ibu dan 1 berasal dari ayah), karena itu gen cacat yang dibawa oleh kromosom X akan menimbulkan kelainan karena laki-laki tidak memiliki salinan yang normal dari gen tersebut.
Contohnya adalah hemofilia dan buta warna.
Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom juga bisa menyebabkan kelainan bawaan.
Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan sel telur atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah mengalami kerusakan.
Contoh dari kelainan bawaan akibat kelainan pada kromosom adalah sindroma Down.
Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil (terutama diatas 35 tahun) maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya.
Kelainan bawaan yang lainnya disebabkan oleh mutasi genetik (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan tidak dapat dijelaskan). Meskipun bisa dilakukan berbagai tindakan untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan, ada satu hal yang perlu diingat yaitu bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak ditemukan riwayat kelainan bawaan baik dalam keluarga ayah ataupun ibu, atau meskipun orang tua sebelumnya telah melahirkan anak-anak yang sehat. 
GEJALA
Kelainan bawaan menyebabkan gangguan fisik atau mental atau bisa berakibat fatal.
Terdapat lebih dari 4.000 jenis kelainan bawaan, mulai dari yang ringan sampai yang serius, dan meskipun banyak diantaranya yang dapat diobati maupun disembuhkan, tetapi kelainan bawaan tetap merupakan penyebab utama dari kematian pada tahun pertama kehidupan bayi.

Beberapa kelainan bawaan yang sering ditemukan:
1.     Celah bibir atau langit-langit mulut (sumbing)
Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sebagaimana mestinya.
Bibir sumbing adalah suatu celah diantara bibir bagian atas dengan hidung.
Langit-langit sumbing adalah suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung. 
2.     Defek tabung saraf
Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat terbentuknya bakal otak dan korda spinalis. Dalam keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk tabung pada hari ke 29 setelah pembuahan. Jika tabung tidak menutup secara sempurna, maka akan terjadi defek tabung saraf.
Bayi yang memiliki kelainan ini banyak yang meninggal di dalam kandungan atau meninggal segera setelah lahir.
2 macam defek tabung saraf yang paling sering ditemukan:
Spina bifida, terjadi jika kolumna spinalis tidak menutup secara sempurna di sekeliling korda spinalis.
Anensefalus, terjadi jika beberapa bagian otak tidak terbentuk. 
3.     Kelainan jantung
Defek septum atrium dan ventrikel (terdapat lubang pada dinding yang meimsahkan jantung kiri dan kanan)
Patent ductus arteriosus (terjadi jika pembuluh darah yang penting pada sirkulasi janin ketika masih berada di dalam rahim; setelah bayi lahir, tidak menutup sebagaimana mestinya)
Stenosis katup aorta atau pulmonalis (penyempitan katup aorta atau katup pulmonalis)
Koartasio aorta (penyempitan aorta)
Transposisi arteri besar (kelainan letak aorta dan arteri pulmonalis)
Sindroma hipoplasia jantung kiri (bagian jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh tidak terbentuk sempurna)
Tetralogi Fallot (terdiri dari stenosis katup pulmonalis, defek septum ventrikel, transposisi arteri besar dan hipertrofi ventrikel kanan).
Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama berperan dalam terjadinya kelainan jantung bawaan (misalnya obat anti-kejang fenitoin, talidomid dan obat kemoterapi).
Penyebab lainnya adalah pemakaian alkohol, rubella dan diabetes selama hamil. 
4.     Cerebral palsy
Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau beberapa bulan setelah bayi lahir, tergantung kepada beratnya kelainan. 
5.     Clubfoot
Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan sekumpulan kelainan struktur pada kaki dan pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan pada pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh darah. 
6.     Dislokasi panggul bawaan
Terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam kantung panggul. 
7.     Hipotiroidisme kongenital
Terjadi jika bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika kelenjar tiroid tidak terbentuk secara sempurna. 
8.     Fibrosis kistik
Penyakit ini terutama menyerang sistem pernafasan dan saluran pencernaan. Tubuh tidak mampu membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ sehingga terbentuk lendir yang kental dan lengket. 
9.     Defek saluran pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar, rektum serta anus.
Diantaranya adalah:
Atresia esofagus (kerongkongan tidak terbentuk sempurna)
Hernia diafragmatika
Stenosis pilorus
- Penyakit Hirschsprung
Gastroskisis dan omfalokel
Atresia anus
Atresia bilier 
10.                        Sindroma Down
Merupakan sekumpulan kelainan yang terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dengan kelebihan kromosom nomor 21 pada sel-selnya.
Mereka mengalami keterbelakangan mental dan memiliki wajah dan gambaran fisik lainnya yang khas; kelainan ini sering disertai dengan kelainan jantung. 
11.                        Fenilketonuria
Merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi pengolahan protein oleh tubuh dan bisa menyebabkan keterbelakangan mental.
Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria tampak normal, tetapi jika tidak diobati mereka akan mengalami gangguan perkembangan yang baru terlihat ketika usianya mencapai 1 tahun. 
12.                        Sindroma X yang rapuh
Sindroma ini ditandai dengan gangguan mental, mulai dari ketidakmampuan belajar sampai keterbelakangan mental, perilaku autis dan gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas.
Gambaran fisiknya khas, yaitu wajahnya panjang, telinganya lebar, kakinya datar dan persendiannya sangat lentur (terutama sendi pada jari tangan).
Sindroma ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki. 
13.                        Distrofi otot
Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari 40 macam penyakit otot yang berlainan, yang kesemuanya ditandai dengan kelemahan dan kemunduran yang progresif dari otot-otot yang mengendalikan pergerakan. 
14.                        Anemia sel sabit
Merupakan suatu kelainan sel darah merah yang memiliki bentuk abnormal (seperti bulan sabit), yang menyebabkan anemia kronis, serangan nyeri dan gangguan kesehatan lainnya. 

15.                        Penyakit Tay-Sachs
Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kebutaan, demensia, kelumpuhan, kejang dan ketulian. 
16.                        Sindroma alkohol pada janin
Sindroma in ditandai dengan keterlambatan pertumbuhan, keterbelakangan mental, kelainan pada wajah dan kelainan pada sistem saraf pusat.
DIAGNOSA
Selama menjalani perawatan prenatal, ada beberapa jenis tes yang ditawarkan kepada semua wanita hamil (tes skrining) dan ada pula beberapa jenis tes yang ditawarkan hanya kepada wanita/pasangan suami-istri yang memiliki faktor resiko (tes diagnostik).
Tidak ada tes yang sempurna. Seorang bayi mungkin saja terlahir dengan kelainan bawaan meskipun hasil tesnya negatif. Jika tes memberikan hasil yang positif, biasanya perlu dilakukan tes lebih lanjut.

Tes skrining

Tes skrining dilakukan meskipun seorang wanita hamil tidak memiliki gejala maupun faktor resiko.
Bila tes skrining menunjukkan hasil positif, dianjurkan untuk menjalani tes diagnostik.

Skrining prenatal bisa membantu menentukan adanya infeksi atau keadaan lain pada ibu yang berbahaya bagi janin dan membantu menentukan adanya kelainan bawaan tertentu pada janin.
Tes skrining terdiri dari:
  Pemeriksaan darah
  Pemeriksaan USG.

Tes diagnostik

Tes diagnostik biasanya dilakukan jika tes skrining memberikan hasil positif atau jika wanita hamil memiliki faktor resiko.
Tes diagnostik terdiri dari:
  Amniosentesis
  Contoh vili korion
  Contoh darah janin
  Pemeriksaan USG yang lebih mendetil.

Kelainan bawaan yang bisa diketahui melalui skrining prenatal adalah:
  Defek tabung saraf (spina bifida, anensefalus)
  Sindroma Down
  Kelainan kromosom lainnya
  Kelainan metabolisme yang diturunkan
  Kelainan jantung bawaan
  Kelainan bentuk saluran pencernaan dan ginjal
  Sumbing bibir atau langit-langit mulut
  Kelainan bawaan tertentu pada anggota gerak
  Tumor bawaan. 

PENCEGAHAN
Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan:
  Tidak merokok dan menghindari asap rokok
  Menghindari alkohol
 Menghindari obat terlarang
  Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal
  Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup
  Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin
  Mengkonsumsi suplemen asam folat
  Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi
  Menghindari zat-zat yang berbahaya.

Vaksinasi

Vaksinasi membantu mencegah penyakit akibat infeksi. Meskipun semua vaksin aman diberikan pada masa hamil, tetapi akan lebih baik jika semua vaksin yang dibutuhkan telah dilaksanakan sebelum hamil.
Seorang wanita sebaiknya menjalani vaksinasi berikut:
1.     Minimal 3 bulan sebelum hamil : MMR
2.     Minimal 1 bulan sebelum hamil : varicella
3.     Aman diberikan pada saat hamil
Booster tetanus-difteri (setiap 10 tahun)
- Vaksin hepatitis A
- Vaksin hepatitis B
- Vaksin influenza (jika pada musim flu kehamilan akan memasuki trimester kedua atau ketiga)
- Vaksin pneumokokus.
Zat yang berbahaya
Beberapa zat yang berbahaya selama kehamilan:



·         Alkohol
·         Androgen dan turunan testosteron (misalnya danazol)
·         Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors (misalnya enalapril, captopril)
·         Turunan kumarin (misalnya warfarin)
·         Carbamazepine
·         Antagonis asam folat (misalnya metotrexat dan aminopterin)
·         Cocain
·         Dietilstilbestrol
·         Timah hitam
·         Lithium
·         Merkuri organik
·         Phenitoin
·         Streptomycin dan kanamycin
·         Tetrasyclin
·         Talidomide
·         Trimethadion dan paramethadion
·         Asam valproat
·         Vitamin A dan turunannya (misalnya isotretinoin, etretinat dan retinoid)
·         Infeksi
·         Radiasi.